AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
~Chairil Anwar, 1943~
***********
Beberapa hari lepas saya terjumpa puisi ini di internet. Dan waktu itu, tiba-tiba teringat saat-saat saya sangat meminati puisi ni.
Ya, waktu saya sekolah dulu, puisi 'AKU' inilah yang saya tampal pada board di meja tulis, dan hari-hari saya akan baca puisi ni. Sampai dah boleh ingat setiap patah katanya.
Kenapa ya saya sukakan puisi ini? Entahlah, saya sendiri pun tak tahu. Sebab sangat puitis, mungkin. Sebab sangat mendalam? Mungkin juga.
Apa-apa pun, AKU ini membuatkan saya berfikir tentang sebuah kehidupan. Ya, kehidupan bagaimana yang saya mahu, yang mahu saya aturkan dan pastinya…tiba masa nanti, pengakhiran kepada kehidupan ini.
No comments:
Post a Comment