March 27, 2012

AKU, nukilan Chairil Anwar

AKU 

Kalau sampai waktuku 
'Ku mau tak seorang kan merayu 
Tidak juga kau 
Tak perlu sedu sedan itu 
Aku ini binatang jalang 
Dari kumpulannya terbuang 
Biar peluru menembus kulitku 
Aku tetap meradang menerjang 
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari Hingga hilang pedih peri 
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi 

~Chairil Anwar, 1943~

***********

Beberapa hari lepas saya terjumpa puisi ini di internet. Dan waktu itu, tiba-tiba teringat saat-saat saya sangat meminati puisi ni. 

Ya, waktu saya sekolah dulu, puisi 'AKU' inilah yang saya tampal pada board di meja tulis, dan hari-hari saya akan baca puisi ni. Sampai dah boleh ingat setiap patah katanya. 

Kenapa ya saya sukakan puisi ini? Entahlah, saya sendiri pun tak tahu. Sebab sangat puitis, mungkin. Sebab sangat mendalam? Mungkin juga.

Apa-apa pun, AKU ini membuatkan saya berfikir tentang sebuah kehidupan. Ya, kehidupan bagaimana yang saya mahu, yang mahu saya aturkan dan pastinya…tiba masa nanti, pengakhiran kepada kehidupan ini.  

No comments:

Post a Comment